Thursday, November 8, 2012

Pengertian, Sejarah,dan Peran Pendidikan Islam


A.    Pengertian Pendidikan Islam
M. Yusuf al-Qardhawi memberikan pengertian, bahwa; “pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan ketrampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”.
Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai sesuatu “proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat”.
Ahmad D.Marimba mengemukakan bahwa, “pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam”.
Semua pengertian di atas lebih global sifatnya. Secara lebih teknis Endang Saifuddin Anshari memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai “proses bimbingan (pimpinan, tuntutan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan sebagainya), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran islam.
Dari semua pengertian terdahulu terlihat penekanan pendidikan Islam pada “bimbingan”, bukan “pengajaran” yang mengandung konotasi otoritatif pihak pelaksana pendidikan, katakanlah guru. Disini sang guru berfungsi sebagai “fasilitator” atau penunjuk jalan ke arah penggalian potensi anak didik. Dari kerangka pengertian dan hubungan antara pendidik dengan anak didik semacam ini, dapat pula sekaligus dapat dihindari, apa yang disebut ”banking concept” dalam pendidikan, yang banyak dikritik dewasa ini.
Pendidikan islam merupakan salah satu aspek saja dari ajaran islam secara keseluruhan. Karenanya, tujuan pendidikan islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam islam; yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan di akhirat. Dalam konteks sosial masyarakat, bangsa dan negara, maka pribadi yang bertaqwa ini menjadi rahmatan lil’alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.

B.     Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia
Kegiatan “pendidikan Islam” di Indonesia yang lahir dan tumbuh serta berkembang bersamaan dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia sesungguhnya merupakan pengalaman dan pengetahuan yang penting bagi kelangsungan perkembangan Islam dan umat Islam, baik kuantitas maupun kualitas. Pendidikan Islam itu bahkan menjadi tolok ukur, bagaimana Islam dengan umatnya telah memainkan peranannya dalam berbagai aspek sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.
Dalam melacak sejarah pendidikan Islam di Indonesia baik segi pemikiran, isi maupun pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya, tidak mungkin di lepaskan dari fase-fase yang dilaluinya. Fase-fase itu secara priodisasi dapat dibagi menjadi:
1.       Priode masuknya Islam ke Indonesia
2.       Priode kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam
3.       Priode penjajahan Belanda
4.       Priode penjajahan Jepang
5.       Priode kemerdekaan
Perjalanan yang ditempuh dari priode ke priode berikutnya, baik dalam bentuk formal maupun informal, tampak adanya kesamaan dengan alur pertumbuhan dan perkembangan yang di alami atau ditempuh pada masa Nabi, Khulafaur Rasyidin dan seterusnya. Hal ini dapat difahami, karena Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam di Indonesia hingga kini masih berkiblat kepada pola pendidikan Islam di Timur Tengah, baik ditinjau dari segi sistem, organisasi maupun kelembagaannya. Mengenai perubahan dan perkembangan pola dan gaya pendidikan negara-negara barat pun tampak tidak terlepas dari konsepsi yang dikembangkan oleh negara-negara Timur Tengah, seperti Mesir. Hal itu disebabkan oleh karena pada umumnya ahli-ahli dan tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia terdiri dari mereka yang pernah bermukim dan memperoleh Pendidikan di Timur Tengah (terutama dari Mekkah, sebelum tahun 1900).
Namun demikian tidak berarti, bahwa pendidikan Islam di Indonesia dalam arti keseluruhan sama dengan yang ada di Timur Tengah. Lebih-lebih setelah merdeka, maka sistem dan pola pendidikan Islam di Indonesia telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan yang sejalan dengan sistem dan pola pendidikan nasional. Dengan perkataan lain bahwa sesudah Indonesia merdeka, pendidikan Islam telah mengikuti alur kebijakan pendidikan nasional.

C.    Peranan pendidikan islam
Pendidikan Islam pada hakekatnya mengandung arti dan peranan yang sangat luas. Aspek-aspek dalam pendidikan Islam mencakup:
1. pendidikan keagamaan
2. pendidikan akliah dan ilmiah
3. pendidikan akhlak dan budi pekerti
4. pendidikan jasmani dan kesehatan.
Dengan aspek-aspek ini, maka pendidikan Islam berperan dalam membimbing pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, yakni meliputi:
a.    Pengembangan kognitif
b.    Pengembangan afeksi
c.    Pengembangan psikomotor
Pendidikan Islam merupakan bimbingan menuju peningkatan harkat dan martabat manusia sesuai dengan fitrah kejadiannya. Sayyid Muhammad Qutub menyebutkan bahwa pendidikan Islam itu mencakup bidang-bidang:
1.    Tarbiyatul ruh, pendidikan jiwa atau mental spiritual
2.    Tarbiyatul aqli, pendidikan akal pikiran atau ilmu pengetahuan
3.    Tarbiyatul jismi, pendidikan jasmani, termasuk kesehatan
Untuk mewujudkan arti dan peranan pendidikan Islam itu, maka Nabi semenjak periode Mekkah maupun Madinah telah mempraktekkan model-model pendidikan Islam dan lingkungan keluarga.

D.    Peran guru dalam Pendidikan Islam
·         Guru agama adalah pendidik yang tidak hanya berperan sebagai pemindah ilmu agama saja, melainkan juga memindahkan nilai-nilai agama Islam dalam jiwa siswa remaja.
·         Guru agama juga sebagai pembawa ilmu pengetahuan dan petunjuk kepribadian siswa remaja sekaligus menjadi suri tauladan bagi anak didiknya.
·         Pendidik memegang peran yang sangat penting dalam proses pendidikan. Guru agama ternyata mempunyai tanggung jawab berat karena masa depan siswa remaja tergantung pada guru yang pandai, bijaksana, bersikap ikhlas dan positif terhadap pelajaran yang diberikan dan dapat membimbing anak didik ke arah yang sesuai dengan ajaran agama untuk kehidupan di kemudian hari.
·         Guru agama sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan baik di dalam sekolah maupun lingkungan sekolah.
·         Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya selama 24 jam sehari.
·         Kita ketahui bahwa tujuan pendidikan mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. Maka tugas yang dipikul oleh guru agama juga mencakup tiga aspek, sesuai dengan pendapat Zuhairini, yaitu:
a.       Mengajar ilmu pengetahuan agama
b.      Menanamkan keimanan dalam jiwa anak
c.       Mendidik anak agar taat menjalankan ibadah
d.      Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia
·      Menurut Al Ghazali, bahwa tugas guru yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawakan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah SWT.
·      Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas guru agama yang paling penting adalah menanamkan ajaran Islam dalam diri peserta didik sehingga akan berguna bagi kehidupan.
·      Menurut Muhaimin dalam bukunya “Pemikiran Pendidikan Islam” yaitu:
a.       Guru sebagai pengajar (instruktori) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
b.      Guru sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan anak didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah SWT.
c.       Guru sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, anak didik dan masyarakat yang terkait yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program yang dilakukan. 

DAFTAR PUSTAKA 
·         Azra Azyumardi, Dr.Prof.PENDIDIKAN ISLAM.1999.Jakarta:Logos Wacana Ilmu.
·         Rahiem Husni, Drs.SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.1986. Jakarta:Departemen Agama.
Kariim Rusli.M,Soerojo.PENDIDIKAN ISLAM di INDONESIA Antara Cita dan Fakta.1991.Yogyakarta:PT.Tiara Wacana

No comments:

Post a Comment