AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DITINJAU DARI SEGI AGAMA
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan.
Kekhalifahan mengandung arti pengayom, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap
makhluk mencapai tujuan penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil
buah sebelum matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati
tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini
berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang
berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi, sehingga ia tidak
melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain, setiap perusakan terhadap
lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada
penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa
kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang menciptanya.
Agama islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi
hubungan manusia dengan alam lingkungan. Islam mengajarkan dan menetapkan
prinsip-prinsip atau konsep dasar akhlak bagi manusia tentang bagaimana
bersikap terhadap alam lingkungannya. Ini merupakan wujud kesempunaan Islam dan
salah satu bentuk nikmat dan kasih sayang Allah yang tidak terbatas. Allah
berfirman: “pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu,aku limpahkan atas
kamu nikmat-Ku,dan aku ridlai Islam sebagai agamamu” (Q.S Al-Maidah:3).
Prinsip Islam selalu menyeimbangkan semua hal dalam kehidupan
manusia.Islam tidak mengizinkan manusia untuk lebih atau hanya memperhatikan
satu sisi dengan menghabiskan sisi yang lain.Ini bisa terwujud dalam prinsip
atau nilai-nilai Islam karena ia terbebas dari kekangan hawa nafsu dan
diciptakan oleh sang pencipta manusia, Dzat yang membuat hidup mereka mulia,
mendapatkan rahmat, dan hidayah demi kebaikan mereka di dunia dan akhirat.
Sikap Islam dalam memperhatikan alam lingkungan bertujuan demi
kebaikan manusia baik di dunia maupun di akhirat, sesuai prinsip-prinsip umum
berikut ini:
Ø Prinsip pertama,
Bahwa disisi Allah manusia adalah makhluk yang mulia.Allah telah
menundukkan semua yang ada dilangit dan dibumi untuk memeudahkan manusia. Allah
berfirman: “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,kami angkut
mereka didaratan dan dilautan,kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan
kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah kami ciptakan” (Q.S Al-Israa:70).
Kemuliaan
yang diberikan Allah kepada manusia adalah bentuk yang indah, kemampuan untuk
berbicara, free will, dan kemampuan berjalan dimuka bumi, di udara, dan di
lautan dengan berbagai bentuk kendaraan. Disamping itu, mereka juga mendapatkan
anugerah rizqi yang berlimpah berupa makanan
yang lezat dan baik. Di tambah lagi keutamaan akal, pikiran, wahyu, Rasul, dan
lainnya, serta kemuliaan dan karomah jika taat kepada Allah.
Ø Prinsip kedua
Manusia dituntut untuk memakmurkan dan melestarikan bumi. Hal ini
dapat terimplementasi dalam beberapa hal sebagai berikut:
ü Belajar, mencari
ilmu dan mengajar.
ü Menunaikan amar
ma’ruf nahi munkar.
ü Berjihad
dijalan Allah dengan tujuan agar ajaran Allah tetap jaya.
ü Mematuhi konsep
dan aturan Islam dalam kehidupan yang merupakan bentuk ibadah kepada Allah, serta
mengikuti prinsip musyawarah, keadilan, menolak kerugian, serta mewujudkan
kemaslahatan.
Ø Prinsip ketiga
Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada
dilangit dan apa yang ada bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi
lebih baik dengan memanfaatkan yang ada di sekelilingnya, serta lebih dapat
mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh ridlo-Nya. Akan tetapi, dalam
menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya, manusia tidak boleh
melampaui apa yang telah digariskan oleh Allah.
Ø Prinsip keempat
Manusia dituntut untuk menghiasi diri mereka dengan
keutamaan-keutamaan, meninggalkan hal-hal yang tercela dan berinteraksi dengan
baik antar sesama manusia dan lingkungannya.
Ø Prinsip kelima
Interaksi manusia dengan alam lingkungan bukanlah sebuah konflik
ataupun peperangan.Akan tetapi, interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah
ketundukan alam untuk membantu manusia dengan tetap menjaga keseimbangan yang
menempatkan manusia dan alam lingkungn pada posisinya masing-masing.
Ø Prinsip keenam
Ajaran Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia dalam
berakidah,beribadah,mengungkapkan pendapat, bekerja dan mencari bekal hidup, serta
kebebasan-kebebasan lain yang sangat mereka butuhkan dalam kehidupan.
Prinsip-prinsip dasar diatas jika dilaksanakan dapat mewujudkan
kebaikan dan kebahagiaan bagi manusia. Karena prinsip-prinsip dan nilai-nilai
dasar akhlak dalam Islam berasal dari Allah SWT, sehingga tidak mengherankan
jika prinsip-prinsip dan nilai-nilai tersebut sesuai bagi kehidupan manusia, baik
didunia maupun diakhirat.
Berkenaan pada tujuan hidup manusia di alam dunia yang fana’ ini, adalah beribadah kepada Allah
SWT dan melaksanakan amanah-Nya sebagai khalifah dimuka bumi yang bertugas
membangun, mengelola, memanfaatkan, serta menjaga kelestarian alam lingkungan
sesuai dengan petunjuk-Nya.
Manusia selalu dituntut untuk selalu berbuat baik dan berusaha
mendekati kesempurnaan, karena bagaimanapun manusia tidak akan mampu mencapai
derajat kesempurnaan. Akan tetapi, jika tetap hidup dan selalu melakukan
perbuatan baik maka harus menambah kebaikannya. Sedangkan, jika perilakunya
buruk maka kemungkinan dengan hidupnya yang lebih panjang ia bisa meninggalkan
keburukannya itu. Manusia terkadang lalai atau bahkan berbuat salah, namun dosa
atas kesalahannya dapat dihapus dengan cara bertaubat.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majjah Alhakim
dengan sanad mereka dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Setiap anak adam pasti berbuat kesalahan,dan sebaik-baik orang
yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat”.
Jadi, Islam mengakui dan
memperhatikan realitas umat manusia, lalu memberikan petunjuk bagaimana
seharusnya mereka berperilaku dalam kehidupan ini, demi mewujudkan kebaikan dan
kemaslahatan didunia dan diakhirat.
No comments:
Post a Comment